Selasa, 27 Oktober 2009

Bendera Ku

zwani.com myspace graphic comments
Welcome Graphic Comments

SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH

Pengertian Bendera

Bendera berasal dari kata

- Bandira / Bandir yang artinya umbul-umbul,

- Bandiera dari Bahasa Itali Rumpun Romawi Kuno

- Dalam Bahasa Sangsakerta untuk Pataka, Panji, Dhuaja

- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Bendera adalah sepotong kain segi empat atau segi tiga ( dikaitkan pada puncak tiang ) dipergunakan sebagai lambang negara, perkumpulan badan, dsb atau sebagai tanda.

- Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit.

B. Sejarah Penggunaan Warna Merah Putih di Indonesia

Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara + 6000 tahun yang lalu menganggap Matahari dan Bulan merupakan benda langit yang sangat penting dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit itu disebut penghormatan Surya Candra

Bangsa Indonesia purba menghubungkan Matahari dengan warna merah dan Bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan Surya Candra, bangsa Indonesia sangat menghormati warna merah putih.

Dalam sejarah Indonesia bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno yang memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang melawan R. Wijaya.

Pada masa kerajaan Majapahit warna merah dan putih merupakan warna yang dimuliakan, karena digunakannya warna Merah Putih dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M.

C. Makna Warna Merah Putih

Kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih).

Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambang keberanian, kewiraan sedangkan warna Putih merupakan lambang kesucian.

Merah melambangkan darah, ciri manusia yang masih hidup

Putih melambangkan getah, ciri-ciri tumbuhan yang masih hidup

Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya bagi rumpun Aestronia pada umumnya merupakan keagungan, kesaktian dan kejayaan. Berdasarkan anggapan tersebut dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan kebangsaan Indonesia, Lambang Negara Nasional, yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.

D. Penggunaan Warna Merah Putih Sebagai Identitas Nasional

Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.

Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda.

Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad 20 sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun 1922 Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dengan kepala banteng ditengah-tengahnya.

Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih kepala banteng.

Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera ,Merah Putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Kongres Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.

E. Penetapan Merah Putih Sebagai Bendera Nasional

Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera Merah Putih sebagai bendera nasional.

Kemudian bendera Merah-Putih bergelar “Sang” yang berarti kemegahan turun temurun, sehingga Sang Saka berarti bendera warisan yang dimuliakan

Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Mulai tahun 1969 Bendera Pusaka itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua. Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 mengadakan siding yang pertama dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Dengan demikian itu, sejak ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan bendera kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

F. Makna dan Fungsi Bendera Merah Putih

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.

Fungsi dan Kedudukan Bendera
1.Merupakan identitas dan jati diri bangsa
2.Merupakan kedaulatan bangsa
3.Merupakan lambang tertinggi Bangsa

G. Peraturan Mengenai Bendera Merah Putih

Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.

PUU No. 4 th. 1950 tentang bendera kebangsaan Indonesia. Hal – hal yang penting terdapat dalam peraturan pemerintah tentang Pusaka :

Bendera Pusaka adalah bendera kebangsaan yang di kibarkan pada Upacara Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Duplikat Bendera Pusaka hanya dapat di kibarkan pada tanggal 17 Agustus.

Pada waktu penaikan / penurunan semua yang hadir berdiri tegak.

Pada saat akan dikibarkan / diturunkan bendera tidak boleh menyentuh tanah atau air.

Bendera kebangsaan tidak boleh di tempel lencana cukup dengan dua warna saja.

Menurut PP yang menentukan bendera Indonesia yaitu PERPU No. 40 th 1950 ukuran bendera di tentukan Ukuran Maximal 300 cm x 200 cm Ukuran Minimal 30 cm x 20 cm

Skala 2 berbanding 3 (2:3)

H. Perlakuan Terhadap Bendera Merah Putih

1. Tidak boleh menyentuh tanah

Logika : Bendera akan kotor
Kiasan : Tanah merupakan tempat berpijak, maka bila bendera jatuh, seolah-olah menginjak bendera

2. Tidak boleh dibawa balik kanan

Logika : Bendera Akan jatuh karena adanya pergerakan badan yang cepat

Kiasan : Karena negara seperti mundur / kemunduran

3. Perlakuan Terhadap Bendera Merah Putih Yang Rusak / Tidak Di Pakai :
- Di pisahkan antara kain merah dan putih
- Bendera Yang sudah rusak hendaklah dimusnahkan / di bakar dengan cara yang benar dengan membakar bendera tersebut secara tertutup tanpa menunjukkan rasa tidak hormat kepada bendera tersebut
- Disimpan pada tempat yang aman
- Bendera tidak seharusnya digunakan untuk mengalas meja atau menutup sesuatu kecuali digunakan dalam upacara Pemakaman Kenegaraan.

Selasa, 20 Oktober 2009

Bahasa Jepang

orang edan............ora na ta warase


orang kurang ajar.....mu shi di ka ra te


tanda2 panuan.........yu gata gata


orang korek idung ....upilna banyake


laper................ ka shi kue


orang melarat........ sa ya ni kere


mobil mogok...........akina soakne!!

ga punya duit........ sa ku rata

hantu.................ku ra ba ra ba mu ka ra ta

Org naik Motor........Su zu ki ku nai ki

Manusia terbang.......ku ki ra tak bi sa

Hehehehehh
Pencopet = kuraba sakumu

Calo = sayabisa urushi

Penari ditempat hiburan = nikita sukanari

cewe penghibur = samakami sampepagi

sales door to door = takashi kamuchoba

kontrakan = kusewa rumaku

tawar menawar harga = kitakashi murasaja

pemabuk = minumi kabe

cewe penggoda = itumu akuraba

kasir = yukashi kitaterima

preman = akusuka takuti
tampar = kutaboki

tukang cukur = sini takupotongi

pengangguran = takada gaji

foto model = aigaya sanasini

model porno = kitabuka yupoto

cewe main sex = aibuka yumasuki

tukang sayur = sukabawa sayuri

gelandangan = takada ruma

pengawas pajak = yukira kitaawasi

36B = aisuka susumu fann2

dokter penyakit kelamin = kuobati anumu

tukang cuci = kusabuni itunoda

tukang sate = satemura

penjual keramik = disini adaguchi

artis cilik = masimuda masutipi
tukang make up = mukamu sayabedaki

Jumat, 16 Oktober 2009

Kak Ozie Permainan Pramukaku

Kak Ozie: Permainan Pramukaku

13 Juni 1987 Aku dilahirkan dari seorang ibu yang saat ini dia sangat kusayangi, Bapakpun juga sangat kusangi. Apalagi kedua adikku Fauzan Dan Maya.
Mereka adalah keluarga yangsangat saya cintai dan sayangi, hanya merekalah yang bisa mengiburku.
2 Tahun Ku Di TK, 6 Tahun di madrasah, 3 Tahun Di SMP ISlam, 3 Tahun di SMK Islam Juga.
Kehidupanku yang sangat sederhana . . . Kedua orang tuaku mendidik aku juga dengan cara sederhana, tidak pernah selalu melarang kalau dimarahi tiap hari karna ku salah.

Cita-citaku sangatlah sederhana cuman ingin membuat semua orang tersenyum.
Aku mulai mengajar pramuka dari duduk di bangu SYM kelas 1 pertama kali yang ku ajar adalah MI Kupang, dan samapi sekarang aku sangat senang dengan dunia organisasi.
karna satu untuk menyenangkan orang lain.

Rabu, 14 Oktober 2009

Permainan Pramukaku

1.BINTANG BERPINDAH

A. Posisi awal : Lingkaran besar.

B. Aturan bermain : Anak-anak bergandengan dua-dua, muka belakang rapat, jarak pasangan satu dengan yang lain 3 m. seorang dari regu A dan regu Bmenjadi bintang yang pindah. Ke dua anak ini siap di tengah lingkaran. Satu dengan yang lain jaraknya 3 m. Dengan aba-aba dari Pembina, B berlari menempel salah satu pasangan di depannya. A mengejar dan menepuk B, sebelum menempel pada salah satu pasangan. Bila Bmenempel pada salah satu pasangan sebelum kena, maka anak yang di belakang yang di temple b harus lari dan pindah menempel di depan pasangan lain.

Demikian seterusnya. Bila yang lari kena tepuk, maka mereka mejadi pasangan bintang baru. Pembina menunjuk lagi 2 orang, 1 dari regu C dan satu lagi dari regu D, untuk menjadi bintang yang akan kejar-kejaran. Permainan diteruskan bila anak yang di kejar terlalu jauh meninggalkan lingkaran, di anggap telah kena tepuk.

C. Penilaian : anak yang dapat menepuk mendapat angka 1, yang di tepuk nilaunya kurang 1. Regu yang mendapat nilai terbanyak menang.

2.KERBAU DUNGKUL

  1. Posisi awal : Lingkaran besar, duduk.
  2. Aturan bernain :anak no.1 tiap regu maju ke tengah. Merangkak berhadapan, berpasangan pundak bertemu dengan pundak lawan seperti kerbau dengan berlaga. Dengan aba daari Pembina mereka saling mendorong. Siapa yang paling mendorong lawannya mendapat angka. Anak yang lalin memberi semangat dengan bernyanyidan bertepuk / bersorak. Permainan dilanjutkan dengan giliran anak no. 2 da 3 sampai semua anak mendapat giliran.
  3. Penilaian : regu yang paling banyak mendapat angka jadi juara. Permainan ini hanya untuk penggalang putra.

Jumat, 02 Oktober 2009

Ambarawa punya!

Barangkali warga Ambarawa sendiri tak banyak yang tahu bahwa Kiai Lembah yang bernama asli Yasir Rahmatullah, putra Kiai Muhammad Basyar dari Wanasalam, kawasan pantai utara, adalah cikal bakal atau pendiri Kota Ambarawa.

Makamnya terletak di desa Kepatihan, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Ambarawa.

Nama kota Ambarawa, dalam satu versi berasal dari kata Lembah dan Rawa. Kata Lembah diambil dari nama Kiai Lembah, sedangkan kata Rawa merupakan nama kawasan perairan di Ambarawa yang bernama Rawa Bening (Rawa Pening). Lidah masyarakat dahulu terbiasa menyebut tempat Kiai Lembah bersemadi dan bermunajat kepada Allah SWT dengan kata Mbahrawa, akhirnya berkembang menjadi Ambarawa.

Dalam versi lain, kata Ambarawa didapat dari kata Amba yang berarti luas, dan Rawa, artinya daerah yang memiliki rawa yang luas.

Kaburnya sejarah Ambarawa disebabkan masih bercampurnya kisah-kisah sejarah dengan cerita legenda yang sering dituturkan orang tua secara lisan (oral tradition/oral history). Penuturan secara lisan tersebut mengakibatkan seseorang kesulitan membedakan antara kisah fiktif berbumbu peristiwa yang kadang irasional dengan kenyataan yang sebenarnya.

Apalagi, dalam kisah legenda Ambarawa yang lebih dikenal dengan legenda Baru Klinting, tidak pernah disebutkan seorang tokoh bernama Kiai Lembah (Yasir Rahmatullah) maupun istrinya Nyai Lembah (Nyai Siti Aminah).

Tokoh sentral dalam legenda Baru Klinting yang lebih ditonjolkan justru seorang anak kecil berperut busung berkepala gundul yang merupakan jelmaan seekor ular bernama Baru Klinting, dan sosok Mbok Randha Dadhapan.

Dalam lingkup sejarah Kota Ambarawa yang dituturkan secara lisan, cerita yang bersifat irasional masih sangat kental. Hal ini tampak pada kisah bertemunya Nyai Siti Aminah (Istri Kiai Lembah) dengan seorang pemuda gagah bernama Bra Klinting atau Baru Klinting.

Baru Klinting yang semula berwujud ular adalah putra Ki Ajar Selokantoro dari Gedhong Sanga (Candi Gedhong Sanga).

Dia membuat gara-gara dengan menancapkan sebatang lidi di keramaian (wayangan) untuk disayembarakan. Namun tak satu pun mampu mencabut lidi tersebut kecuali dia sendiri.

Singkat cerita, bekas lidi tersebut kemudian keluar air bah yang menenggelamkan warga. Adapun Nyai Lembah bersama Baru Klinting menyelamatkan diri naik lesung sampai Tlatah Glagahwangi (Kompleks Masjid Agung Demak).
Berziarah Berziarah ke makam para leluhur atau orang tua telah menjadi sebagian kebiasaan warga Ambarawa, Kabupaten Semarang. Waktu-waktu yang biasa digunakan untuk berziarah adalah hari Kamis malam Jumat. Berziarah ke makam selain bertujuan untuk ’’menghadiahi’’ surat Yasin, tahlil, memanjatkan doa bagi arwah leluhur yang telah mendahului.

Selain dilakukan pada hari biasa (Kamis), ziarah ke makam juga dilakukan pada bulan Rajab dan Sya’ban. Pada bulan Rajab ada tradisi nyadran berupa kegiatan bersedekah, makan bersama, dan bersih-bersih di makam dalam rangka pudunan, artinya turunnya amal-amal manusia.

Adapun pada bulan Sya’ban juga terdapat kegiatan nyadran dalam rangka punggahan, artinya naiknya amal-amal manusia. Berziarah ke makam juga dilakukan pada awal Ramadan dan Syawal.

Kebiasaan berziarah ke makam yang kemudian menjadi mengakar suatu tradisi sesungguhnya menunjukkan satu kesalehan sosial masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan wujud bakti seorang anak kepada orang tuanya.

Dengan demikian, tentu sudah selayaknyalah kita mau menyisihkan waktu untuk berziarah ke Makam Kiai Lembah sebagai wujud hormat masyarakat kepada pendirinya, paling tidak dalam momentum Hari Raya Idul Fitri.

Wujud penghormatan tersebut selain menengok dan merawat makam, lebih penting adalah upaya pemberian batasan yang jelas antara legenda dengan kisah sejarah agar generasi mendatang warga Kota Ambarawa mengetahui sejarah yang benar, sekaligus mempunyai keterampilan bertutur yang menjadi salah warisan budaya gemar bercerita dan ’’bermain’’ di ranah sastra.

Sejarah yang benar dalam hal ini adalah kisah Mbah Kiai Lembah, dan keterampilan bertutur yang dimaksud adalah cerita legenda Baru Klinting. Dengan mengetahui fungsi masing-masing kisah, kedua kisah tersebut bisa saling menopang pengetahuan masyarakat tanpa harus menghilangkan salah satu dari keduanya.

Apalagi, masyarakat bisa merunut sendiri kisah sejarah kota Ambarawa melalui situs dan peninggalan berupa Makam Kiai Lembah di Kepatihan, Ambarawa, dan Makam Nyai Lembah di kompleks Pemakaman Sentoro Ratu, Kauman, Demak. (35)
by ozie